HUBUNGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS DENGAN JENIS KELAMIN

 

 

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

“HUBUNGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS DENGAN JENIS KELAMIN MASYARAKAT DESA KAYEN PATI”

Dosen:Sri Siska M,S.Kep.Ners.,M.Kep

 

DISUSUN OLEH:

 

NAMA       : QORINATUL WIDADIYAH

NIM           : 212019010031

KELAS      : 2A

 

D-III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2020/2021

 

Kutipan dengan mendeley

 

Hubungan Kejadian Diabetes Melitus Dengan Jenis Kelamin

 Masyarakat Desa Kayen Pati

           Diabetes Mellitus dulu merupakan penyakit yang sering dialami oleh orang yang sudah berusia 60 tahun ke atas (usia lanjut). Namun karena semakin meluasnya gaya hidup yang buruk DM umum terjadi pada orang yang berusia lebih muda. Tabel 1 menunjukkan penderita DM terbanyak pada usia kurang dari 60 tahun sebanyak 89 responden (79,5%). Hal ini sejalan dengan hasil laporan WHO yang mengatakan bahwa secara global penyakit DM dikalangan anak usia 18 tahun mengalami peningkatan peningkatan dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014, dan pada tahun 2050 diprediksi jumlahnya akan meningkat hingga 49%”(Luthfa, 2019).

            “Pengelolaan Diabetes Mellitus salah satunya adalah dengan diet seimbang. Pemberian diet diusahakan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasien Diabetes Mellitus, sehingga pelaksanakan diet Diabetes Mellitus hendaknya diikuti pedoman 3J ( Jumlah, Jadwal, dan Jenis). Diabetes Mellitus sering menimbulkan komplikasi yang bersifat menahun (kronis). Pasien Diabetes Mellitus yang tidak mendapat penanganan yang baik akan mengalami komplikasi. Kendala utama pada penanganan diet Diabetes Mellitus adalah kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Pelaksanaan diet Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh adanya dukungan dari keluarga. Dukungan dapat digambarkan sebagai perasaan memiliki atau keyakinan bahwa seseorang merupakan peserta aktif dalam kegiatan sehari-hari”(Susanti & Sulistyarini, 2013).

         “Berdasarkan analisis antara jenis kelamin dengan kejadian DM Tipe 2, prevalensi kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan (premenstrual syndrome), pasca-menopouse yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanita berisiko menderita diabetes mellitus tipe2 (Irawan, 2010). Penelitian antara umur dengan kejadian diabetes mellitus menunjukan adanya hubungan yang signifikan. Kelompok umur < 45 tahun merupakan kelompok yang kurang berisiko menderita DM Tipe 2. Risiko pada kelompok ini 72 persen lebih rendah dibanding kelompok umur ≥45 tahun. Penelitian Iswanto (2004) juga menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian diabetes mellitus”(Trisnawati & Setyorogo, 2013).

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/view/779

https://core.ac.uk/download/pdf/289936466.pdf

file:///E:/b.inggris%202/Faktor_Risiko_Kejadian_Diabetes_Melitus.pdf

 

 

 

 

 

Komentar