CONTOH KTI DENGAN POST OP FIBROADENOMA MAMAE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST OP FIBROADENOMA MAMAE DIRUANG BOUGENVILLE 
RSU dr. R. SOETRASNO 
REMBANG

KARYA TULIS ILMIAH
Sebagai salah satu dalam menyelesaikan
Pendidikan program DIII Keperawatan









Disusun Oleh :
GALUH IRIANTONO
NIM. P1.74.20.4.05.312

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG 
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLORA
2008
HALAMAN PERSETUJUAN
Diterima dan disetujui untuk diajukan serta dipertahankan dalam Ujian Akhir Program Politeknik Kesehatan Depkes Semarang Program Studi Keperawatan Blora tahun 2008.








PEMBIMBING


JONI SISWANTO, Skp.
NIP. 140 252 604

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Diterima dan disyahkan oleh Tim Penguji Akhir Program Politeknik Kesehatan Depkes Semarang Program Studi Keperawatan Blora, pada :
Hari :
Tanggal :

Penguji I

MU’AWANAH, Skep, Ners.
NIP.
Penguji II

TUTIK SETYOWATI, Skep, Ners.
NIP.
Penguji III

H. TABAH TOHAMIK, Skep, Ners.
NIP.
          Mengetahui
    a.n. Direktur Politeknik Depkes Semarang
Ketua Program Studi Keperawatan Blora


    WARIJAN, S.Pd., A.Kep., M.Kes.





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN POST OP FIBROADENOMA MAMAE DI RUANG BUGENVILLE RSU dr. R. SOETRASNO REMBANG untuk diajukan dalam ujian akhir Program D III Keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang Program Studi Keperawatan Blora.
Dalam penyusunan karya tulis ini banyak hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi namun berkat bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulisan karya tulis ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar  besarnya kepada yang terhormat :
Bapak Sugiyanto, S.Pd.,M.A.pp.Sc., selaku Direktuk Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.
Bapak Warijan,S.Pd.,A.Kep.,M.Kes., selaku ketua Program Studi Keperawatan Blora.
Bapak dr. H. Agus Setiyo HP.,M.kes., selaku Kepala RSU dr. R. Soetrasno Rembang.
Bapak Joni Siswanto, Skp., selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan karya tulis ini.  
Para dosen dan staf Politeknik Kesehatan Semarang Program Studi keperawatan Blora yang telah memberikan ilmu dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ini.
Kepala ruang beserta staf perawat ruang Bougenville RSU dr. R. Soetrasno Rembang yang telah membantu dan membimbing selama ujian komprehensif.
Bapak, ibu, adik,  keluarga yang berada di Sorong, serta Nila tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang kepada penulis yang setiap saat selalu membesarkan hati penulis dan tidak pernah kering dengan doa dan ikhtiarnya.
Tak lupa terima kasih banyak pada pasien Ny. S dan keluarga yang telah mengizinkan untuk memberikan asuhan keperawatan.
Teman  teman tersayang Andri, Yunani, Haryanto, serta teman  teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terims kasiha atas semangat, bantuan, serta dukungannya 
Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca, karena penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.
Blora,     Juli 2008

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan
Sistematika
BAB II. KONSEP DASAR
Pengertian
Penyebab
Patofisiologi
Pengkajian Fokus
Pathway dan Diagnosa Keperawatan
Fokus Intervensi
BAB III. RESUME KEPERAWATAN
BAB IV. PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
KONSEP DASAR

Pengertian
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan fibrosa.
(Raybun E. William, 2002 :219)
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar dan fibrosa.
(http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Fibroadenomamammae)
Dari beberapa pendapat dan referensi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian fibroadenoma mammae adalah suatu tumor jinak pada kelenjar dan fibrosa  pada payudara.
Penyebab
Fibrodenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormone esterogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau saat hamil karena produksi hormon esterogen meningkat.
(http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Fibroadenomamammae)
Genetik : payudara
Faktor-faktor predisposisi :
Usia : < 30 tahun
Jenis kelamin
Geografi
Pekerjaan
Hereditas
Diet
Stress
Lesi prekanker
Pathofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.
Secara histologi: intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel.
pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan. Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung. Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.
(Raybun E. William : 2002 :220)


patways???
silahkan unduh





Manisfestasi Klinik dan Pemeriksaan Penunjang
Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu  abuan, pada penampungan tampak jaringan ikat berwarna putih kenyal.
Ada bagian yang menonjol kepermukaan.
Ada penekanan pada jaringan sekitar.
Ada batas yang tegas.
Bila diameter mencapai 10  15 cm muncul fibroadenoma mammae raksasa ( Giant fibroadenoma ).
Memiliki kapsul dan soliter.
Benjolan pada gerakan.
Pertumbuhannya lambat.
Mudah diangkat dengan local surgery.
Bila tidak segera ditangani tidak menyebabkan kematian.
(Raybun E. William : 2002 :220)
Pemeriksaan penunjang :
X  RAY pada mammae ( Ultrasound ).
Pemeriksaaan biopsi ( pengambilan kultur jaringan ).
Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut.
Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkann umur :
Karsinoma : umumnya menyerang pada usia menjelang menopause.
Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun.
(http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Fibroadenomamammae)
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan suplay vasokolarisasi.
Gangguan body image berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh.
Resiko infeksi berhubungan dengan insisi tumor.
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan.
Fokus Intervensi
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan suplay vasokolarisasi.
Kriteria hasil :
Tampak rileks, mampu tidur / istirahat.
Mengekspresikan penurunan nyeri.
Intervensi :
Kaji kebutuhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas ( skala 0  10 ).
Berikan teknik relaksasi dan distraksi.
Berikan tindakan kenyamanan dasar ( misalnya : responsisi, gosokan punggung ) dan aktivitas hiburan ( misalnya : musik, televisi ).
Bantu pasien menentukan posisi yang nyaman.
Beriakn analgetik sesuai advis dokter.
(Doenges, 1999 : 1005)
Gangguan body image berhubungan dengan pertumbuhan bentuk tubuh.
Kriteria hasil : mmengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh , penerimaan diri dalam situasi.
Intervensi :
Tijau ulang efeksamping yang diantisipasi berkenaan dengan pengobatan dan jenis terapi.
Dorong diskusi tentang pemecahan masalah tentang efek pengobatan tumor.
Berikan dukungan emosi untuk pasien / orang terdekat selama tes diagnostic dan fase pengobatan.
Gunakan sentuhan secara interaksi, bila dapat diterima oleh pasien.
(Doenges, 1999 : 1001)
Resiko infeksi berhubungan dengan insisi tumor.
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi.
Intervensi :
Uji kestrelilan peralatan.
Kolaborasi pemberian antibiotic.
Pembedahan dengan tindakan aseptik.
Kolaborasi pemberian antibiotik.
(Doenges, 1999 : 908)
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan.
Kriteria hasil :
Pasien tampak rileks.
Pasien tidak takut dioperasi.
Intervensi :
Kaji tingkat pemahaman pasien.
Tinjau ulang patologi khusus dan antsipasi prosedur pembedahan.
Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Beri penjelasan tentang pembedahan yang akan dilakukan.
Dorong menggunakn managemen stress, misalnya : nafas dalam.
(Doenges, 1999 : 903)







BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang proses Keperawatan yang telah penulis laksanakan dalam Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Firoadenoma mammae. Pembahasan meliputi keseluruhan proses Keperawatan, yaitu mulai dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Selain itu akan dibahas pula pembenaran dari data, diagnosa, intervensi, dan implementasi sertan hasil evaluasi yang kurang tepat, dan tidak sesuai dengan teori akibat dari kelalaian dan keterbatasan penulis pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mengikuti proses perkembangan perjalanan penyakit pada Ny. S selama 2 hari di ruang Bougenville RSU dr. R. Soetrasno Rembang. Adapun proses pembahasan meliputi :
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan yang berguna untuk mengumpulkan informasi tentang pasien agar dapat mengidentifikasi adanya masalah keperawatan dan kesehatan pada pasien. Dalam data penulis menggunakan beberapa tehnik yaitu : wawancara, obsevasi, dan dokumenasi.
Dalam pembuatan asuhan keperawatan penulis belum mencantumkan status pasien dan pendidikan terakhir pada identitas pasien karena kelalaian dan keterbatasan penulis. Disini penulis akn menambakan status klien : sudah menikah dan pendidikan terakhir DIII PGSD.
Berdasarkan tinjauan teori, terdapat tanda dan gejala yang muncul dan tidak muncul pada pasien. Adapun tanda dan gejala yang muncul pada pasien antara lain :
Adanya benjolan pada mammae.
Saat pengkajian didapatkan data pasien adanya benjolan pada mammae sebelah kanan. Adanya benjolan pada mammae terjadi akibat produksi hormon esterogen yang berlebihan dan keturunan. Fibroadenoma mammae pada payudara yang tidak teratur dibentuk dari pemecahan antar stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel terdiri gabungan kelenjar glanduter dan fibrosa.
Adanya nyeri saat haid
Pasien mengatakan mengalami nyeri saat haid disebabkan fibroadenoma yang membesar pada saat haid dan pada kehamilan karena produksi hormon esterogen meningkat.
(Raybun E. William, 2002 :220)
Faktor keturunan
Pasien mengatakan ibunya juga menderita penyakit yang sama / menurun pada ibunya. Hal ini disebabkan faktor genetik yang menurun dari tumor itu sendiri.
Selain mendapatkan data dari pengkajian, terdapat juga data yang perlu ditambahkan karena ada kekurangan dalam mencantumkan data. Oleh karena itu penulis bermaksud mengadakan pembenaran data.
Data  data tersebut meliputi :
Pada riwayat penyakit sekarang , penulis melakukan penambahan data yaitu theraphy yang diberikan saat di UGD adalah Cetazin 1 gram (IV), Kalnex 500mg (IV),  Terasic 1 amp (IV),  infus RL 20 tpm.
Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Berdasarkan analisa data yang telah dibahas dalam pengkajian penulis dapat menarik beberapa diagnosa Keperawatan yang akan dibahas dalam bab ini.
Diagnosa pertama adalah Nyeri berhubungan dengan distraksi otot.
Diagnosa ini sebenarnya kurang tepat karena tidak menyebutkan jenis nyeri sesuai dengan NANDA . Tetapi diagnosa yang tepat adalah nyeri akut berhubungan dengan disraksi otot.
Nyeri akut adalah keadaan dimana individu mengalami adanya ketidak nyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama 6 bulan / kurang.
(Capernito, 1998 : 55)
Pada pasien Ny. S dengan fibroadenoma mammae ini muncul masalah nyeri karena kelebihan hormon esterogen sehingga menyebabkan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan fibrosa.
Oleh karena itu penulis menempatkan nyeri akut ini sebagai prioritas utama dalam diagnosa keperawatan dimana jika nyeri akut ini tidak ditanggulangi maka akan menimbulkan masalah diantaranya pemenuhan aktivitas baik berpakaian, toileting, makan, dan sebagainya. Selain itu dengan nyeri akan meningkatkan kecemasan dari pasien akan keadaannya.
Penulis menetapkan tujuan dimana nyeri pasien akan berkurang dengan kriteria hasil tampak rileks, mengekspresikan penurunan nyeri. Dengan criteria waktu 1 x 24 jam diharapakan nyeri akan berkurang atau teratasi. Karena dengan nyeri yang berlangsung lama akan dapat menimbulkan berbagai masalah.
Untuk dapat mengurangi nyeri yang terjadi pada pasien, maka penulis merumuskan beberapa tindakan yaitu :
Kaji kebutuhan nyeri.
Dari penulisan diatas kaji kebutuhan nyeri intervensi ini kurang tepat, yang tepat adalah kaji skala nyeri.
Rasional : untuk dapat membantu pemulihan dan intensitas nyeri pada pasien, apakah ada perbaikan atau untuk mengidentifikasi yang mungkin terjadi.
(Doenges, 1999 : 1005)

Berikan teknik distraksi dan relaksasi.
Dari penulisan diatas kurang tepat, yang tepat adalah ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : untuk memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, menurunkan keteganggan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa control.
(Doenges, 1999 : 1005)
Bantu pasien dalam menentukan posisi yang nyaman.
Rasional : meningkatkan relaksasi dan memfokuskan kembali perhatian.
(Doenges, 1999 : 1005)
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasioanal : untuk mengurangi rasa nyeri.
(Doenges, 1999 : 1005)
Rencana keperawatan diatas dapat penulis melaksanakan semua tindakan. Pada dasarnya pasien kooperatif hal ini dibuktikan dengan pasien melakukan teknik relaksasi dan distraksi yang diajarkan untuk mmengurangi rasa nyeri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri klien dapat berkurang / teratasi pada hasil evalasi pada tanggal 24 Juni 2008 WIB diperoleh data subjektif pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi, data objektif klien tampak tenang dan tidak gelisah dengan tanda  tanda vital 100/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 37 ˚C, pernafasan 22 x/menit, sehingga dapat disimpulkan masalah nyeri teratasi. Langkah selanjutnya penulis merencanakan untuk mempertahankan keadaan / kondisi.
Diagnosa yang kedua adalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Diagnosa ini masuk kedalam diagnosa ketiga karena keterbatan penulis dan kelalaian penulis dalam perumusan diagnosa.
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah intake nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Nanda, 2005 : 139)
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang terjadi dikarenakan adanya perasaan tidak nafsu makan. Hal ini dibuktikan dengan adanya data pasien malas makan  karena tidak nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan makanan yang tidak adekuat atau nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.
(Capernito, 2000 : 259)
Untuk melaksanakan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia penulis melakukan intervensi / tindakan antaralain :
Kaji penyebab tidak nafsu makan.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi nutrisi.
(Doenges, 1999 : 1006)

Dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan dan dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat.
(Doenges, 1999 : 1006)
Kolaborasi dengan ahli gizi cara penyajian makanan yang hangat dan menarik.
Rasional : memeberi rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan menurunkan masalah berkenaan dengan mal nutrisi protein / kalori dan defisiensi mikronutrien.
(Doenges, 1999 : 1008)
Rencana yang ditulis penulis dilaksanakan semua. Pada dasarnya pasien kooperatif terlihat dari saran yang diberikan penulis dilaksanakan oleh pasien.
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan terpenuhi pada tanggal 24 Juni 2008 diperoleh data subjektif pasien mengatakan sudah makan habis satu porsi, data objektif keadaan umum pasien tidak lemas. Sehingga penulis dapat menentukan analisa pemenuhan nutrisi teratasi. Rencana selanjutnya penulis mempertahankan kondisi pasien.
Diagnosa yang ketiga adalah resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan.
Pada diagnosa ini seharusnya berada pada diagnosa kedua dan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia berada pada diagnosa ketiga. Hal ini dikarenakan keterbatasan dan kelalaian penulis dalam menuliskan laporan.
Resiko infeksi adalah suatu keadaan dimana indifidu mengalami peningkatan resiko untuk terserang oleh bakteri pathogen.
(Mi Ja Kim, ddk, 1994 : 29)
Resiko infeksi yang dialami oleh pasien disebabkan karena tidak adekuatnya daya tahan tubuh terhadap bakeri pathogen.
(Mi Ja Kim, dkk, 1994 : 29)
Diagnosa ini penulis prioritaskan kedalam diagnosa kedua, karena masih merupakan diagnosa resiko, walaupun masalah resiko masalah ini harus segera ditangani karena apabila tidak ditangani dapat menimbulkan infeksi pada luka pembedahan.
Untuk diagnosa ini penulis menentukan kriteria waktu 1 x 24 jam karena semakin cepat masalah ini diatasi akan memperkecil resiko terjadinya infeksi.
Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis adalah tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil infeksi tidak terjadi. Untuk mengatasi masalah keperawatan diatas, penulis mengemukakan tindakan keperawatan antara lain :
Ganti balut bekas operasi 1 hari sekali.
Rasional : meminimalkan terjadinya infeksi.
(Doenges, 1999 : 1011)

Kolaborasi pemberian antibiotik.
Rasional : mungkin digunakan untuk mengidentifkasi infeksi atau diberikan secara profalatik pada pasien imunosupresi.
(Doenges, 1999 : 1011)
Monitor tanda  tanda vital.
Rasional : mengidentifikasi tanda  tanda infeksi dan terapi yang tepat.
(Doenges, 1999 : 1011)
Dalam pelaksanaan belum semua intervensi yang penulis dilaksanakan karena pasien pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 9.45 WIB dilakukan tindakan operasi sehingga ganti balut 1 hari sekali belum terlaksana. Pelaksaan ganti balut luka post operasi dilakukan minimal 2 hari setelah dilakukan operasi.
Pada tanggal 24 Juni 2008 penulis melakukan evaluasi dan didapatkan data objektif balutan luka post operasi Firoadenoma mammae kering. Sehingga analisa masalah resiko infeksi teratasi sebagian. Perencanaan penulis yang dibuat adalah  perawatan luka post operasi 2 hari sekali, kolaborasi pemberian antibiotik.




BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang proses Keperawatan yang telah penulis laksanakan dalam Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Fibroadenoma mammae. Pembahasan meliputi keseluruhan proses Keperawatan, yaitu mulai dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Selain itu akan dibahas pula pembenaran dari data, diagnosa, intervensi, dan implementasi sertan hasil evaluasi yang kurang tepat, dan tidak sesuai dengan teori akibat dari kelalaian dan keterbatasan penulis pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mengikuti proses perkembangan perjalanan penyakit pada Ny. S selama 2 hari di ruang Bougenville RSU dr. R. Soetrasno Rembang. Adapun proses pembahasan meliputi :
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan yang berguna untuk mengumpulkan informasi tentang pasien agar dapat mengidentifikasi adanya masalah keperawatan dan kesehatan pada pasien. Dalam data penulis menggunakan beberapa tehnik yaitu : wawancara, obsevasi, dan dokumenasi.
Dalam pembuatan asuhan keperawatan penulis belum mencantumkan status pasien dan pendidikan terakhir pada identitas pasien karena kelalaian dan keterbatasan penulis. Disini penulis akn menambakan status klien : sudah menikah dan pendidikan terakhir DIII PGSD.
Berdasarkan tinjauan teori, terdapat tanda dan gejala yang muncul dan tidak muncul pada pasien. Adapun tanda dan gejala yang muncul pada pasien antara lain :
Adanya benjolan pada mammae.
Saat pengkajian didapatkan data pasien adanya benjolan pada mammae sebelah kanan. Adanya benjolan pada mammae terjadi akibat produksi hormon esterogen yang berlebihan dan keturunan. Fibroadenoma mammae pada payudara yang tidak teratur dibentuk dari pemecahan antar stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel terdiri gabungan kelenjar glanduter dan fibrosa.
Adanya nyeri saat haid
Pasien mengatakan mengalami nyeri saat haid disebabkan fibroadenoma yang membesar pada saat haid dan pada kehamilan karena produksi hormon esterogen meningkat.
(Raybun E. William, 2002 :220)
Faktor keturunan
Pasien mengatakan ibunya juga menderita penyakit yang sama / menurun pada ibunya. Hal ini disebabkan faktor genetik yang menurun dari tumor itu sendiri.
Selain mendapatkan data dari pengkajian, terdapat juga data yang perlu ditambahkan karena ada kekurangan dalam mencantumkan data. Oleh karena itu penulis bermaksud mengadakan pembenaran data.
Data  data tersebut meliputi :
Pada riwayat penyakit sekarang , penulis melakukan penambahan data yaitu theraphy yang diberikan saat di UGD adalah Cetazin 1 gram (IV), Kalnex 500mg (IV),  Terasic 1 amp (IV),  infus RL 20 tpm.
Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Berdasarkan analisa data yang telah dibahas dalam pengkajian penulis dapat menarik beberapa diagnosa Keperawatan yang akan dibahas dalam bab ini.
Diagnosa pertama adalah Nyeri berhubungan dengan distraksi otot.
Diagnosa ini sebenarnya kurang tepat karena tidak menyebutkan jenis nyeri sesuai dengan NANDA . Tetapi diagnosa yang tepat adalah nyeri akut berhubungan dengan disraksi otot.
Nyeri akut adalah keadaan dimana individu mengalami adanya ketidak nyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama 6 bulan / kurang.
(Capernito, 1998 : 55)
Pada pasien Ny. S dengan fibroadenoma mammae ini muncul masalah nyeri karena kelebihan hormon esterogen sehingga menyebabkan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan fibrosa.
Oleh karena itu penulis menempatkan nyeri akut ini sebagai prioritas utama dalam diagnosa keperawatan dimana jika nyeri akut ini tidak ditanggulangi maka akan menimbulkan masalah diantaranya pemenuhan aktivitas baik berpakaian, toileting, makan, dan sebagainya. Selain itu dengan nyeri akan meningkatkan kecemasan dari pasien akan keadaannya.
Penulis menetapkan tujuan dimana nyeri pasien akan berkurang dengan kriteria hasil tampak rileks, mengekspresikan penurunan nyeri. Dengan criteria waktu 1 x 24 jam diharapakan nyeri akan berkurang atau teratasi. Karena dengan nyeri yang berlangsung lama akan dapat menimbulkan berbagai masalah.
Untuk dapat mengurangi nyeri yang terjadi pada pasien, maka penulis merumuskan beberapa tindakan yaitu :
Kaji kebutuhan nyeri.
Dari penulisan diatas kaji kebutuhan nyeri intervensi ini kurang tepat, yang tepat adalah kaji skala nyeri.
Rasional : untuk dapat membantu pemulihan dan intensitas nyeri pada pasien, apakah ada perbaikan atau untuk mengidentifikasi yang mungkin terjadi.
(Doenges, 1999 : 1005)

Berikan teknik distraksi dan relaksasi.
Dari penulisan diatas kurang tepat, yang tepat adalah ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : untuk memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, menurunkan keteganggan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa control.
(Doenges, 1999 : 1005)
Bantu pasien dalam menentukan posisi yang nyaman.
Rasional : meningkatkan relaksasi dan memfokuskan kembali perhatian.
(Doenges, 1999 : 1005)
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasioanal : untuk mengurangi rasa nyeri.
(Doenges, 1999 : 1005)
Rencana keperawatan diatas dapat penulis melaksanakan semua tindakan. Pada dasarnya pasien kooperatif hal ini dibuktikan dengan pasien melakukan teknik relaksasi dan distraksi yang diajarkan untuk mmengurangi rasa nyeri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri klien dapat berkurang / teratasi pada hasil evalasi pada tanggal 24 Juni 2008 WIB diperoleh data subjektif pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi, data objektif klien tampak tenang dan tidak gelisah dengan tanda  tanda vital 100/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 37 ˚C, pernafasan 22 x/menit, sehingga dapat disimpulkan masalah nyeri teratasi. Langkah selanjutnya penulis merencanakan untuk mempertahankan keadaan / kondisi.
Diagnosa yang kedua adalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Diagnosa ini masuk kedalam diagnosa ketiga karena keterbatan penulis dan kelalaian penulis dalam perumusan diagnosa.
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah intake nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Nanda, 2005 : 139)
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang terjadi dikarenakan adanya perasaan tidak nafsu makan. Hal ini dibuktikan dengan adanya data pasien malas makan  karena tidak nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan makanan yang tidak adekuat atau nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.
(Capernito, 2000 : 259)
Untuk melaksanakan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia penulis melakukan intervensi / tindakan antaralain :
Kaji penyebab tidak nafsu makan.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi nutrisi.
(Doenges, 1999 : 1006)

Dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan dan dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat.
(Doenges, 1999 : 1006)
Kolaborasi dengan ahli gizi cara penyajian makanan yang hangat dan menarik.
Rasional : memeberi rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan menurunkan masalah berkenaan dengan mal nutrisi protein / kalori dan defisiensi mikronutrien.
(Doenges, 1999 : 1008)
Rencana yang ditulis penulis dilaksanakan semua. Pada dasarnya pasien kooperatif terlihat dari saran yang diberikan penulis dilaksanakan oleh pasien.
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan terpenuhi pada tanggal 24 Juni 2008 diperoleh data subjektif pasien mengatakan sudah makan habis satu porsi, data objektif keadaan umum pasien tidak lemas. Sehingga penulis dapat menentukan analisa pemenuhan nutrisi teratasi. Rencana selanjutnya penulis mempertahankan kondisi pasien.
Diagnosa yang ketiga adalah resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan.
Pada diagnosa ini seharusnya berada pada diagnosa kedua dan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia berada pada diagnosa ketiga. Hal ini dikarenakan keterbatasan dan kelalaian penulis dalam menuliskan laporan.
Resiko infeksi adalah suatu keadaan dimana indifidu mengalami peningkatan resiko untuk terserang oleh bakteri pathogen.
(Mi Ja Kim, ddk, 1994 : 29)
Resiko infeksi yang dialami oleh pasien disebabkan karena tidak adekuatnya daya tahan tubuh terhadap bakeri pathogen.
(Mi Ja Kim, dkk, 1994 : 29)
Diagnosa ini penulis prioritaskan kedalam diagnosa kedua, karena masih merupakan diagnosa resiko, walaupun masalah resiko masalah ini harus segera ditangani karena apabila tidak ditangani dapat menimbulkan infeksi pada luka pembedahan.
Untuk diagnosa ini penulis menentukan kriteria waktu 1 x 24 jam karena semakin cepat masalah ini diatasi akan memperkecil resiko terjadinya infeksi.
Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis adalah tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil infeksi tidak terjadi. Untuk mengatasi masalah keperawatan diatas, penulis mengemukakan tindakan keperawatan antara lain :
Ganti balut bekas operasi 1 hari sekali.
Rasional : meminimalkan terjadinya infeksi.
(Doenges, 1999 : 1011)

Kolaborasi pemberian antibiotik.
Rasional : mungkin digunakan untuk mengidentifkasi infeksi atau diberikan secara profalatik pada pasien imunosupresi.
(Doenges, 1999 : 1011)
Monitor tanda  tanda vital.
Rasional : mengidentifikasi tanda  tanda infeksi dan terapi yang tepat.
(Doenges, 1999 : 1011)
Dalam pelaksanaan belum semua intervensi yang penulis dilaksanakan karena pasien pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 9.45 WIB dilakukan tindakan operasi sehingga ganti balut 1 hari sekali belum terlaksana. Pelaksaan ganti balut luka post operasi dilakukan minimal 2 hari setelah dilakukan operasi.
Pada tanggal 24 Juni 2008 penulis melakukan evaluasi dan didapatkan data objektif balutan luka post operasi Firoadenoma mammae kering. Sehingga analisa masalah resiko infeksi teratasi sebagian. Perencanaan penulis yang dibuat adalah  perawatan luka post operasi 2 hari sekali, kolaborasi pemberian antibiotik.




BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang proses Keperawatan yang telah penulis laksanakan dalam Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Firoadenoma mammae. Pembahasan meliputi keseluruhan proses Keperawatan, yaitu mulai dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Selain itu akan dibahas pula pembenaran dari data, diagnosa, intervensi, dan implementasi sertan hasil evaluasi yang kurang tepat, dan tidak sesuai dengan teori akibat dari kelalaian dan keterbatasan penulis pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mengikuti proses perkembangan perjalanan penyakit pada Ny. S selama 2 hari di ruang Bougenville RSU dr. R. Soetrasno Rembang. Adapun proses pembahasan meliputi :
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan yang berguna untuk mengumpulkan informasi tentang pasien agar dapat mengidentifikasi adanya masalah keperawatan dan kesehatan pada pasien. Dalam data penulis menggunakan beberapa tehnik yaitu : wawancara, obsevasi, dan dokumenasi.
Dalam pembuatan asuhan keperawatan penulis belum mencantumkan status pasien dan pendidikan terakhir pada identitas pasien karena kelalaian dan keterbatasan penulis. Disini penulis akn menambakan status klien : sudah menikah dan pendidikan terakhir DIII PGSD.
Berdasarkan tinjauan teori, terdapat tanda dan gejala yang muncul dan tidak muncul pada pasien. Adapun tanda dan gejala yang muncul pada pasien antara lain :
Adanya benjolan pada mammae.
Saat pengkajian didapatkan data pasien adanya benjolan pada mammae sebelah kanan. Adanya benjolan pada mammae terjadi akibat produksi hormon esterogen yang berlebihan dan keturunan. Fibroadenoma mammae pada payudara yang tidak teratur dibentuk dari pemecahan antar stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel terdiri gabungan kelenjar glanduter dan fibrosa.
Adanya nyeri saat haid
Pasien mengatakan mengalami nyeri saat haid disebabkan fibroadenoma yang membesar pada saat haid dan pada kehamilan karena produksi hormon esterogen meningkat.
(Raybun E. William, 2002 :220)
Faktor keturunan
Pasien mengatakan ibunya juga menderita penyakit yang sama / menurun pada ibunya. Hal ini disebabkan faktor genetik yang menurun dari tumor itu sendiri.
Selain mendapatkan data dari pengkajian, terdapat juga data yang perlu ditambahkan karena ada kekurangan dalam mencantumkan data. Oleh karena itu penulis bermaksud mengadakan pembenaran data.
Data  data tersebut meliputi :
Pada riwayat penyakit sekarang , penulis melakukan penambahan data yaitu theraphy yang diberikan saat di UGD adalah Cetazin 1 gram (IV), Kalnex 500mg (IV),  Terasic 1 amp (IV),  infus RL 20 tpm.
Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Berdasarkan analisa data yang telah dibahas dalam pengkajian penulis dapat menarik beberapa diagnosa Keperawatan yang akan dibahas dalam bab ini.
Diagnosa pertama adalah Nyeri berhubungan dengan distraksi otot.
Diagnosa ini sebenarnya kurang tepat karena tidak menyebutkan jenis nyeri sesuai dengan NANDA . Tetapi diagnosa yang tepat adalah nyeri akut berhubungan dengan disraksi otot.
Nyeri akut adalah keadaan dimana individu mengalami adanya ketidak nyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama 6 bulan / kurang.
(Capernito, 1998 : 55)
Pada pasien Ny. S dengan fibroadenoma mammae ini muncul masalah nyeri karena kelebihan hormon esterogen sehingga menyebabkan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan fibrosa.
Oleh karena itu penulis menempatkan nyeri akut ini sebagai prioritas utama dalam diagnosa keperawatan dimana jika nyeri akut ini tidak ditanggulangi maka akan menimbulkan masalah diantaranya pemenuhan aktivitas baik berpakaian, toileting, makan, dan sebagainya. Selain itu dengan nyeri akan meningkatkan kecemasan dari pasien akan keadaannya.
Penulis menetapkan tujuan dimana nyeri pasien akan berkurang dengan kriteria hasil tampak rileks, mengekspresikan penurunan nyeri. Dengan criteria waktu 1 x 24 jam diharapakan nyeri akan berkurang atau teratasi. Karena dengan nyeri yang berlangsung lama akan dapat menimbulkan berbagai masalah.
Untuk dapat mengurangi nyeri yang terjadi pada pasien, maka penulis merumuskan beberapa tindakan yaitu :
Kaji kebutuhan nyeri.
Dari penulisan diatas kaji kebutuhan nyeri intervensi ini kurang tepat, yang tepat adalah kaji skala nyeri.
Rasional : untuk dapat membantu pemulihan dan intensitas nyeri pada pasien, apakah ada perbaikan atau untuk mengidentifikasi yang mungkin terjadi.
(Doenges, 1999 : 1005)

Berikan teknik distraksi dan relaksasi.
Dari penulisan diatas kurang tepat, yang tepat adalah ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : untuk memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, menurunkan keteganggan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa control.
(Doenges, 1999 : 1005)
Bantu pasien dalam menentukan posisi yang nyaman.
Rasional : meningkatkan relaksasi dan memfokuskan kembali perhatian.
(Doenges, 1999 : 1005)
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasioanal : untuk mengurangi rasa nyeri.
(Doenges, 1999 : 1005)
Rencana keperawatan diatas dapat penulis melaksanakan semua tindakan. Pada dasarnya pasien kooperatif hal ini dibuktikan dengan pasien melakukan teknik relaksasi dan distraksi yang diajarkan untuk mmengurangi rasa nyeri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri klien dapat berkurang / teratasi pada hasil evalasi pada tanggal 24 Juni 2008 WIB diperoleh data subjektif pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi, data objektif klien tampak tenang dan tidak gelisah dengan tanda – tanda vital 100/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 37 ˚C, pernafasan 22 x/menit, sehingga dapat disimpulkan masalah nyeri teratasi. Langkah selanjutnya penulis merencanakan untuk mempertahankan keadaan / kondisi.
Diagnosa yang kedua adalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Diagnosa ini masuk kedalam diagnosa ketiga karena keterbatan penulis dan kelalaian penulis dalam perumusan diagnosa.
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah intake nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Nanda, 2005 : 139)
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang terjadi dikarenakan adanya perasaan tidak nafsu makan. Hal ini dibuktikan dengan adanya data pasien malas makan  karena tidak nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan makanan yang tidak adekuat atau nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.
(Capernito, 2000 : 259)
Untuk melaksanakan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia penulis melakukan intervensi / tindakan antaralain :
Kaji penyebab tidak nafsu makan.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi nutrisi.
(Doenges, 1999 : 1006)

Dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan dan dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat.
(Doenges, 1999 : 1006)
Kolaborasi dengan ahli gizi cara penyajian makanan yang hangat dan menarik.
Rasional : memeberi rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan menurunkan masalah berkenaan dengan mal nutrisi protein / kalori dan defisiensi mikronutrien.
(Doenges, 1999 : 1008)
Rencana yang ditulis penulis dilaksanakan semua. Pada dasarnya pasien kooperatif terlihat dari saran yang diberikan penulis dilaksanakan oleh pasien.
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan terpenuhi pada tanggal 24 Juni 2008 diperoleh data subjektif pasien mengatakan sudah makan habis satu porsi, data objektif keadaan umum pasien tidak lemas. Sehingga penulis dapat menentukan analisa pemenuhan nutrisi teratasi. Rencana selanjutnya penulis mempertahankan kondisi pasien.
Diagnosa yang ketiga adalah resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan.
Pada diagnosa ini seharusnya berada pada diagnosa kedua dan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia berada pada diagnosa ketiga. Hal ini dikarenakan keterbatasan dan kelalaian penulis dalam menuliskan laporan.
Resiko infeksi adalah suatu keadaan dimana indifidu mengalami peningkatan resiko untuk terserang oleh bakteri pathogen.
(Mi Ja Kim, ddk, 1994 : 29)
Resiko infeksi yang dialami oleh pasien disebabkan karena tidak adekuatnya daya tahan tubuh terhadap bakeri pathogen.
(Mi Ja Kim, dkk, 1994 : 29)
Diagnosa ini penulis prioritaskan kedalam diagnosa kedua, karena masih merupakan diagnosa resiko, walaupun masalah resiko masalah ini harus segera ditangani karena apabila tidak ditangani dapat menimbulkan infeksi pada luka pembedahan.
Untuk diagnosa ini penulis menentukan kriteria waktu 1 x 24 jam karena semakin cepat masalah ini diatasi akan memperkecil resiko terjadinya infeksi.
Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis adalah tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil infeksi tidak terjadi. Untuk mengatasi masalah keperawatan diatas, penulis mengemukakan tindakan keperawatan antara lain :
Ganti balut bekas operasi 1 hari sekali.
Rasional : meminimalkan terjadinya infeksi.
(Doenges, 1999 : 1011)

Kolaborasi pemberian antibiotik.
Rasional : mungkin digunakan untuk mengidentifkasi infeksi atau diberikan secara profalatik pada pasien imunosupresi.
(Doenges, 1999 : 1011)
Monitor tanda  tanda vital.
Rasional : mengidentifikasi tanda  tanda infeksi dan terapi yang tepat.
(Doenges, 1999 : 1011)
Dalam pelaksanaan belum semua intervensi yang penulis dilaksanakan karena pasien pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 9.45 WIB dilakukan tindakan operasi sehingga ganti balut 1 hari sekali belum terlaksana. Pelaksaan ganti balut luka post operasi dilakukan minimal 2 hari setelah dilakukan operasi.
Pada tanggal 24 Juni 2008 penulis melakukan evaluasi dan didapatkan data objektif balutan luka post operasi Firoadenoma mammae kering. Sehingga analisa masalah resiko infeksi teratasi sebagian. Perencanaan penulis yang dibuat adalah  perawatan luka post operasi 2 hari sekali, kolaborasi pemberian antibiotik.




DAFTAR PUSTAKA

Doenges, marilyn E 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (terjemahan), ECG, Jakarta.
Http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Fibroadenomamammae.
Capernito, Lynda Juall, 2000, Buku saku diagnosa keperawatan (terjemahan), EGC, Jakarta.
Nanda, 2005, Panduan diagnosa keperawatan (terjemahan), Prima medika, Jakarta.
Mi Ja Kim, 2005, Panduan diagnosa keperawatan edisi 5 (terjemahan), EGC, Jakarta.


BAB II
RESUME KEPERAWATAN

Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan autoanamnesa, aulloanamnesa, pemeriksaan fisik dan catatan medik pasien.
Pasien bernama Ny. S berumur 26 tahun, bekerja sebagai guru, agam Islam dan alamat Karangturi Lasem. Pasien masuk dengan diagnosa medis Fibroadenoma mammae pada tanggal 22 Juni 2008 pukul 13.30 WIB, dengan nomor catatan medik 260538. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 08.30 WIB, dengan keluhan ada benjolan pada mammae sebelah kanan dan saat menstruasi terasa cekot - cekot.
Dari riwayat kesehatan sekarang didapatkan data bahwa pasien masuk rumah sakit satu hari yang lalu dengan mammae cekot  cekot dan diraba ada benjolan. Pasien dibawa ke rumah sakit dr. R. Soetrasno Rembang pada tanggal 22 Juni 2008 dari UGD langsung dibawa keruang Bougenville dan mendapat theraphy Infus RL 20 tpm, Cetazin 2 x 1 gram, Kalnex 4 x 500 gram, Terasic 1 x 1 ampul. Dari data riwayat penyakit dahulu didapatkan data pasien sudah mengidap penyakit lebih dari 5 tahun yang lalu dan pernah dioperasi 5 tahun yang lalu. Dalam riwayat penyakit keluarga terdapat 1 keluarga yaitu Ibunya yang mengidap penyakit yang sama. 
Pada pola pengkajian fungsional diperoleh data yang menunjang Asuhan Keperawatan Ny. S, antara lain pola aktivitas didapatkan data selama sakit pasien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain. Pada pola istirahat dan tidur didapatkan selama sakit pasien tidur 4-5 jam sehari mdan tidak tidur siang. Pada pola eliminasi didapatkan data pasien BAK 4-5 kali sehari dan BAB 1 kali sehari. Pada pola Integritas ego didapatkan data pasien gelisah karena mau dilakuakn pembedahan. Pada pola nutrisi / makanan didapatkan data pasien tidak nafsu makan dan makan 1 kali sehari. Pada pola nyeri / kenyamanan diperoleh data pasien nyeri pada mammae pada saat menstuasi. Pada pola keamanan didapatkan data adanya edema pada mammae.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data antara lain : keadaan umum lemas, kesadaran composmetis, tanda – tanda vital : Tekanan darah 110 / 70, Nadi 84 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36,5 ˚C. Mata konjungtiva tidak anemis dan fungsi pengelihatan baik, hidung tidak ada polip dan fungsi penciuman baik, mulut tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pola pemeriksaan thorax yaitu pada paru – paru didapat data tentang pemeriksan inspeksi yaitu simetris, pergerakan dada sama, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi sonor, auskultasi terdengar bunyi vesikuler,tidak ada ronci, tidak ada whezzing. Pada jantung, inspeksi tidak tampak ictus cordis, palpasi tidak terdapat nyeri tekan, perkusi pekak, auskultasi terdengar S1 dan S2 reguler. Pada pemerisaan abdomen didapatkan data yaitu inspeksi datar, perkusi thympani, palpasi tidak ada pembesaran organ dan tidak ada nyeri tekan, auskultasi peristaltik usus 10 x/menit. Ektremitas atas terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kanan, Ektermitas bawah kekuatan otot baik. Pada pemeriksaan mammae didapatkan data yaitu adanya benjolan pada mammae sebelah kanan dan adanya nyeri tertusuk  tusuk.
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Juni 2008 didapatkan hasil Hemoglobin 17,0 gram/100 ml, Leukosit 4500 per mm³, Trombosit 1000 ribu/mm³, Golongan darah B, Protein total 7,45 g/ml, Albumin 5,41 mg/100ml, Biliribin total 0,37 mg/ml, GDS 85 mg/100ml, Uranium 37,18 mg/100ml, Kreatinin 0,90 mg/100ml, SGOT 15 µ/L, SGPT 12 µ/L, Cholesterol total 145 mg/100ml.
Sedangkan therapy dari dokter pada tanggal 23 Juni 2008 adalah infuse NaCl 20 tpm, Cetazin 2 x 1 gram (IV), Kalnex 4 x 500 gram (IV), Terasic 1 ampul (IV).
Analisa Data
Dari pengkajian yang telah dilakukan penulis, pada tanggal 23 Juni 2008 pada pukul 08.30 WIB, pada analisa pertama didapat data subjektif yaitu : pasien mengatakan nyeri pada mammae saat haid. Data objektif yaitu adanya benjolan pada mammae dan pasien tampak meringis, dengan tanda  tanda vital : Tekanan darah 110 / 70 mmHg, nadi 84 x/menit, pernafasan 22 x/ menit, suhu 36,5 ºC. Hal ini memunculkan masalah Nyeri disebabkan oleh Distraksi otot, sehingga dapat ditarik diagnosa Nyeri berhubungan dengan distraksi otot.
Analisa yang kedua didapat data subjektif yaitu pasien mengatakan tidak nafsu makan. Data objektif pasien makan 1 kali sehari. Hal ini memunculkan masalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan  yang disebabkan tidak nafsu makan, sehingga dapat ditarik diagnosa Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Analisa yang ketiga didapatkan data objektif yaitu adanya benjolan pada mammae sebelah kanan, tindakan pembedahan . Hal ini memunculkan masalah resiko infeksi yang disebabkan pembedahan, sehingga dapat ditarik diagnosa Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan.
Prioritas Masalah
Berdasarkan data subjektif dan objektif pasien dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu :
Nyeri berhubungan dengan distraksi otot.
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Resti berhubungan dengan pembedahan.
Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
Disini akan dipaparkan tentang rencana intervensi, implementasi, serta evaluasi pada tiap  tiap diagnosa.
Diagnosa pertama adalah Nyeri berhubungan dengan distraksi otot. Tujuan yang penulis rencanakan adalah nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil pasien tampak rileks dan pasien mengekpresikan penurunan nyeri. Dan rencana tindakan bagi asien antara lain kaji kebutuhan nyeri, berikan teknik distraksi dan relaksasi, Bantu pasien dalm menentukan posisi yang nyaman, kolaborasi pemberian analgetik, observasi tanda  tanda vital. Dan implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 23 Juni 2008 adalah pengkajian pasien, dorong agar pasien agar tidak cemas, monitor tanda  tanda vital, mendorong agar pasien tidak cemas, injeksi IV Kalnex 1 x 500 mg, injeksi IV Tetosic 1 x 1 amp. Dari catatan perkembangan yang penulis lakukan pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 13.00 WIB dengan SOAP menunjukan data : S : pasien mengatakan nyeri agak hilang, O : pasien meringis, pasien tampak gelisah, A : intervensi teratasi sebagian , P : Bantu pasien dalam menentukan posisi yang nyaman, kolaborasi pemberian analgetik. Pada catatan perkembangan yang penulis lakukan pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 07.00 WIB dengan SOAP mendapatkan hasil S : pasien mengatakan masih nyeri akibat dari tindakan operasi, O : pasien tampak meringis, A : intervensi teratasi sebagian, P : kaji skala nyeri, Bantu klien dengan posisi yang nyaman, kolaborasi pemberian analgetik. Dan implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 24 Juni 2008 adalah observasi keadaan pasien, menjelaskan teknik distraksi dan relaksasi, Injeksi IV Kalnex 1 x 500 mg, injeksi IV Tetosic 1 x 1 amp, monitor tanda  tanda vital tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu 37 ˚C, pernafasan : 22 x/menit, observasi nyeri pasien. Pada catatan perkembangan yang dilakukan penulis tanggal 24 Juni 2008 pukul 12.00 WIB dengan menunjukan data SOAP mendapatkan hasil S : klien mengatakan nyeri sudah hilang, O : klien tampak tenang dan tidak gelisah, tanda – tanda vital tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu 37 ˚C, pernafasan : 22 x/menit, A : intervensi teratasi, P : pertahankan kondisi klien. Dan evaluasi yang dilakukan penulis tanggal 24 Juni 2008 pukul 12.00 WIB dengan menunjukan data SOAP mendapatkan hasil S : klien mengatakan nyeri sudah hilang, O : klien tampak tenang dan tidak gelisah, tanda – tanda vital tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu 37 ˚C, pernafasan : 22 x/menit, A : intervensi teratasi, P : pertahankan kondisi klien. 
Diagnosa yang kedua adalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia. Tujuan yang penulis rencanakan adalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan criteria hasil pasien tidak lesu lagi, nafsu makan meningkat Rencana tindakan yang untuk pasien adalah kaji penyebab tidak nafsu makan, dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering, kolaborasi dengan ahli gizi cara penyajian makanan yang hangat dan menarik.Dan implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 23 Juni adalah pengkajian pasien, injeksi IV injeksi IV Kalnex 1 x 500 mg, injeksi IV Tetosic 1 x 1 amp. Dan catatan perkembangan yang penulis pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 13.00 WIB dengan SOAP mendapatkan hasil, S : -, O : pasien mengatakan tidak nafsu makan, A : intervensi belum teratasi, P : dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering, kolaborasi ahli gizi. Pada catatan perkembangan yang penulis lakukan pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 07.00 WIB dengan SOAP mendapatkan hasil S : pasien mengatakan sudah makan, O : klien tampak makan apel, A : intervensi teratasi, P : pertahankan kondisi pasien. Dan implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 24 Juni 2008 adalah observasi keadaan pasien, motivasi klien untuk makan,. Pada catatan perkembangan yang dilakukan penulis tanggal 24 Juni 2008 pukul 12.00 WIB dengan menunjukan data SOAP mendapatkan hasil S : klien mengatakan sudah mengatakan sudah makan habis 1 porsi, O : keadaan umum tidak lemas, A : intervensi teratasi, P : pertahankan kondisi klien. Dan evaluasi yang dilakukan penulis tanggal 24 Juni 2008 pukul 12.00 WIB dengan menunjukan data SOAP mendapatkan hasil S : klien mengatakan sudah mengatakan sudah makan habis 1 porsi, O : keadaan umum tidak lemas, A : intervensi teratasi, P : pertahankan kondisi klien.
Diagnosa yang ketiga adalah resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan. Tujuan yang penulis rencanakan adalah resiko infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawan selama 1 x 24 jam dengan criteria hasil infeksi tidak terjadi. Rencana tindakan yang penulis buat antaralain ganti balut bekas insisi Selama 1 hari sekali, kolaborasi pemberian antibiotik, monitor tanda  tanda vital. Dan implementasi yang penulis lakukan pada tanggal 23 Juni 2008 adalah monitor tanda  tanda vital Tekanan darah 110/80 mmHg, mengantar pasien keruang operasi, injeksi Vicillin 1 gram. Pada catatan perkembangan yang penulis lakukan pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 07.00 WIB dengan SOAP mendapatkan hasil S : -, O : luka post operasi kering, A : intervensi teratasi sebagian, P : perawatan luka post operasi 2 hari sekali. Dan implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 24 Juni 2008 adalah observasi keadaan pasien, tanda – tanda vital tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu 37 ˚C, pernafasan : 22 x/menit, pedidikan kesahatan. Pada catatan perkembangan yang dilakukan penulis tanggal 24 Juni 2008 pukul 12.00 WIB dengan menunjukan data SOAP mendapatkan hasil S : -, O : luka post operasi kering, A : intervensi teratasi sebagian, P : perawatan luka post operasi 2 hari sekali, kolaborasi pemberian antibiotik. Dan evaluasi yang dilakukan penulis tanggal 24 Juni 2008 pukul 12.00 WIB dengan menunjukan data SOAP mendapatkan hasil S : -, O : luka post operasi kering, A : intervensi teratasi sebagian, P : perawatan luka post operasi 2 hari sekali.   








BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang proses Keperawatan yang telah penulis laksanakan dalam Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Firoadenoma mammae. Pembahasan meliputi keseluruhan proses Keperawatan, yaitu mulai dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Selain itu akan dibahas pula pembenaran dari data, diagnosa, intervensi, dan implementasi sertan hasil evaluasi yang kurang tepat, dan tidak sesuai dengan teori akibat dari kelalaian dan keterbatasan penulis pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mengikuti proses perkembangan perjalanan penyakit pada Ny. S selama 2 hari di ruang Bougenville RSU dr. R. Soetrasno Rembang. Adapun proses pembahasan meliputi :
Pengkajian 
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan yang berguna untuk mengumpulkan informasi tentang pasien agar dapat mengidentifikasi adanya masalah keperawatan dan kesehatan pada pasien. Dalam data penulis menggunakan beberapa tehnik yaitu : wawancara, obsevasi, dan dokumenasi. 
Dalam pembuatan asuhan keperawatan penulis belum mencantumkan status pasien dan pendidikan terakhir pada identitas pasien karena kelalaian dan keterbatasan penulis. Disini penulis akn menambakan status klien : sudah menikah dan pendidikan terakhir DIII PGSD.
Berdasarkan tinjauan teori, terdapat tanda dan gejala yang muncul dan tidak muncul pada pasien. Adapun tanda dan gejala yang muncul pada pasien antara lain :
Adanya benjolan pada mammae.
Saat pengkajian didapatkan data pasien adanya benjolan pada mammae sebelah kanan. Adanya benjolan pada mammae terjadi akibat produksi hormon esterogen yang berlebihan dan keturunan. Fibroadenoma mammae pada payudara yang tidak teratur dibentuk dari pemecahan antar stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel terdiri gabungan kelenjar glanduter dan fibrosa.
Adanya nyeri saat haid
Pasien mengatakan mengalami nyeri saat haid disebabkan fibroadenoma yang membesar pada saat haid dan pada kehamilan karena produksi hormon esterogen meningkat.
(Raybun E. William, 2002 :220)
Faktor keturunan
Pasien mengatakan ibunya juga menderita penyakit yang sama / menurun pada ibunya. Hal ini disebabkan faktor genetik yang menurun dari tumor itu sendiri.
Selain mendapatkan data dari pengkajian, terdapat juga data yang perlu ditambahkan karena ada kekurangan dalam mencantumkan data. Oleh karena itu penulis bermaksud mengadakan pembenaran data.
Data  data tersebut meliputi :
Pada riwayat penyakit sekarang , penulis melakukan penambahan data yaitu theraphy yang diberikan saat di UGD adalah Cetazin 1 gram (IV), Kalnex 500mg (IV),  Terasic 1 amp (IV),  infus RL 20 tpm.
Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Berdasarkan analisa data yang telah dibahas dalam pengkajian penulis dapat menarik beberapa diagnosa Keperawatan yang akan dibahas dalam bab ini.
Diagnosa pertama adalah Nyeri berhubungan dengan distraksi otot.
Diagnosa ini sebenarnya kurang tepat karena tidak menyebutkan jenis nyeri sesuai dengan NANDA . Tetapi diagnosa yang tepat adalah nyeri akut berhubungan dengan disraksi otot. 
Nyeri akut adalah keadaan dimana individu mengalami adanya ketidak nyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama 6 bulan / kurang.
(Capernito, 1998 : 55)
Pada pasien Ny. S dengan fibroadenoma mammae ini muncul masalah nyeri karena kelebihan hormon esterogen sehingga menyebabkan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan fibrosa.
Oleh karena itu penulis menempatkan nyeri akut ini sebagai prioritas utama dalam diagnosa keperawatan dimana jika nyeri akut ini tidak ditanggulangi maka akan menimbulkan masalah diantaranya pemenuhan aktivitas baik berpakaian, toileting, makan, dan sebagainya. Selain itu dengan nyeri akan meningkatkan kecemasan dari pasien akan keadaannya.
Penulis menetapkan tujuan dimana nyeri pasien akan berkurang dengan kriteria hasil tampak rileks, mengekspresikan penurunan nyeri. Dengan criteria waktu 1 x 24 jam diharapakan nyeri akan berkurang atau teratasi. Karena dengan nyeri yang berlangsung lama akan dapat menimbulkan berbagai masalah.
Untuk dapat mengurangi nyeri yang terjadi pada pasien, maka penulis merumuskan beberapa tindakan yaitu :
Kaji kebutuhan nyeri.
Dari penulisan diatas kaji kebutuhan nyeri intervensi ini kurang tepat, yang tepat adalah kaji skala nyeri.
Rasional : untuk dapat membantu pemulihan dan intensitas nyeri pada pasien, apakah ada perbaikan atau untuk mengidentifikasi yang mungkin terjadi.
(Doenges, 1999 : 1005)

Berikan teknik distraksi dan relaksasi.
Dari penulisan diatas kurang tepat, yang tepat adalah ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : untuk memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, menurunkan keteganggan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa control.
(Doenges, 1999 : 1005)
Bantu pasien dalam menentukan posisi yang nyaman.
Rasional : meningkatkan relaksasi dan memfokuskan kembali perhatian.
(Doenges, 1999 : 1005)
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasioanal : untuk mengurangi rasa nyeri.
(Doenges, 1999 : 1005)
Rencana keperawatan diatas dapat penulis melaksanakan semua tindakan. Pada dasarnya pasien kooperatif hal ini dibuktikan dengan pasien melakukan teknik relaksasi dan distraksi yang diajarkan untuk mmengurangi rasa nyeri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri klien dapat berkurang / teratasi pada hasil evalasi pada tanggal 24 Juni 2008 WIB diperoleh data subjektif pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi, data objektif klien tampak tenang dan tidak gelisah dengan tanda – tanda vital 100/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 37 ˚C, pernafasan 22 x/menit, sehingga dapat disimpulkan masalah nyeri teratasi. Langkah selanjutnya penulis merencanakan untuk mempertahankan keadaan / kondisi.
Diagnosa yang kedua adalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Diagnosa ini masuk kedalam diagnosa ketiga karena keterbatan penulis dan kelalaian penulis dalam perumusan diagnosa.
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah intake nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Nanda, 2005 : 139)
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang terjadi dikarenakan adanya perasaan tidak nafsu makan. Hal ini dibuktikan dengan adanya data pasien malas makan  karena tidak nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan makanan yang tidak adekuat atau nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.
(Capernito, 2000 : 259)
Untuk melaksanakan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia penulis melakukan intervensi / tindakan antaralain :
Kaji penyebab tidak nafsu makan.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi nutrisi.
(Doenges, 1999 : 1006)

Dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan dan dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat.
(Doenges, 1999 : 1006)
Kolaborasi dengan ahli gizi cara penyajian makanan yang hangat dan menarik.
Rasional : memeberi rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan menurunkan masalah berkenaan dengan mal nutrisi protein / kalori dan defisiensi mikronutrien.
(Doenges, 1999 : 1008)
Rencana yang ditulis penulis dilaksanakan semua. Pada dasarnya pasien kooperatif terlihat dari saran yang diberikan penulis dilaksanakan oleh pasien.
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan terpenuhi pada tanggal 24 Juni 2008 diperoleh data subjektif pasien mengatakan sudah makan habis satu porsi, data objektif keadaan umum pasien tidak lemas. Sehingga penulis dapat menentukan analisa pemenuhan nutrisi teratasi. Rencana selanjutnya penulis mempertahankan kondisi pasien.
Diagnosa yang ketiga adalah resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan.
Pada diagnosa ini seharusnya berada pada diagnosa kedua dan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia berada pada diagnosa ketiga. Hal ini dikarenakan keterbatasan dan kelalaian penulis dalam menuliskan laporan.
Resiko infeksi adalah suatu keadaan dimana indifidu mengalami peningkatan resiko untuk terserang oleh bakteri pathogen.
(Mi Ja Kim, ddk, 1994 : 29)
Resiko infeksi yang dialami oleh pasien disebabkan karena tidak adekuatnya daya tahan tubuh terhadap bakeri pathogen.
(Mi Ja Kim, dkk, 1994 : 29)
Diagnosa ini penulis prioritaskan kedalam diagnosa kedua, karena masih merupakan diagnosa resiko, walaupun masalah resiko masalah ini harus segera ditangani karena apabila tidak ditangani dapat menimbulkan infeksi pada luka pembedahan.
Untuk diagnosa ini penulis menentukan kriteria waktu 1 x 24 jam karena semakin cepat masalah ini diatasi akan memperkecil resiko terjadinya infeksi.
Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis adalah tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil infeksi tidak terjadi. Untuk mengatasi masalah keperawatan diatas, penulis mengemukakan tindakan keperawatan antara lain :
Ganti balut bekas operasi 1 hari sekali.
Rasional : meminimalkan terjadinya infeksi.
(Doenges, 1999 : 1011)
Kolaborasi pemberian antibiotik.
Rasional : mungkin digunakan untuk mengidentifkasi infeksi atau diberikan secara profalatik pada pasien imunosupresi.
(Doenges, 1999 : 1011)
Monitor tanda  tanda vital.
Rasional : mengidentifikasi tanda  tanda infeksi dan terapi yang tepat.
(Doenges, 1999 : 1011)
Dalam pelaksanaan belum semua intervensi yang penulis dilaksanakan karena pasien pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 9.45 WIB dilakukan tindakan operasi sehingga ganti balut 1 hari sekali belum terlaksana. Pelaksaan ganti balut luka post operasi dilakukan minimal 2 hari setelah dilakukan operasi.
Pada tanggal 24 Juni 2008 penulis melakukan evaluasi dan didapatkan data objektif balutan luka post operasi Firoadenoma mammae kering. Sehingga analisa masalah resiko infeksi teratasi sebagian. Perencanaan penulis yang dibuat adalah  perawatan luka post operasi 2 hari sekali, kolaborasi pemberian antibiotik.


Komentar